PERJALANAN WISATA MENUJU DESA KAREDOK YANG DISAMBUT HUJAN - Hijau, kelebatan bayangan hijau yang menyambut kedatangan saya di salah satu desa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini. Guyuran hujan yang malu-malu menyambut kedatangan saya di desa yang bernama unik ini yaitu Desa Karedok. Jalanan yang sepi, deru motor yang melaju perlahan dan senandung hujan menambah kesyahduan dan kekhimadan saya mensyukuri Ke Maha Agung-an Allah ini. Subhanallah, indah sekali.
Ketika saya mendengar nama karedok dari salah satu teman saya, yang terbayang di otak saya adalah racikan sayuran mentah yang disirami dengan kuah kacang. Ternyata inilah yang dimaksud oleh teman saya - Desa Karedok yang terletak di Kecamatan Jatigede. Desa yang satu ini bisa dikatakan masih sangat asri dan juga cukup terjaga kondisi alamnya, udara terasa begitu sejuk dan segar, cocok untuk melepas penat dari hiruk pikuk kota besar seperti Bandung. Akan tetapi, bila ada sahabat yang ingin ke Desa ini disarankan untuk menggunakan sepeda motor karena Desa ini bukan merupakan salah satu tempat wisata maka transportasi untuk mencapai desa ini pun sangat sulit - bahkan angkutan desa pun tidak ada yang sampai ke Desa ini.
Ada pemandangan yang sangat eksotis menurut saya dalam perjalan menuju desa ini yaitu jembatan gantung yang menjadi penghubung antara desa ini dengan desa-desa tetangga. Jembatan yang indah di atas sungai yang berbatu-batu. Akan tetapi, jembatan ini ukurannya bisa dikatakan sangat kecil karena hanya muat untuk satu motor saja. Sehingga menghambat akses bagi orang-orang yang ingin datang ke Desa cantik ini. Perasaan miris muncul dan berbisik di pikiran saya, alangkah ironisnya desa cantik ini harus terisolir dan tentu saja hal ini menghambat perekonomian mereka. Bagaimana dengan kehidupan mereka?
Ketika berada di desa ini saya sempat memperhatikan penduduk desa setempat. Mereka adalah orang-orang yang khas dengan keramah tamahan yang sederhana dan tulus. Desa ini adalah salah satu desa yang menurut saya masih menjujung adat istiadat setempat, keluhuran budaya nenek moyang dan belum tergerus oleh westernisasi yang tengah marak di perkotaan - bahkan menjadikan banyak manusia Indonesia yang kehilangan bahkan malu dengan jati diri Indonesia-nya.
Sayang, saya tidak sempat menginap di desa cantik ini - karena tidak membawa persiapan apapun untuk menginap. Akan tetapi desa ini memberi kesan tersendiri bagi saya. Sumedang belum habis untuk cerita perjalanan berikutnya.
0 comments:
Post a Comment
بسم الله الرحمن الرحيم
Persyaratan komentar Karya Kuring Haratis :
1. Tidak mengandung spam
2. Tidak mengandung SARA
3. Tidak mengandung pornografi
Segala macam bentuk komentar dengan fungsi promosi akan segera dihapus. Saya hanya menerima komentar yang sesuai dengan isi artikel saja.
Terimakasih atas komentar sahabat, kalau ada waktu saya akan segera membalas komentar anda.